Sabtu, 01 April 2017

Contoh Bab 2 untuk Karya Tulis Ilmiah

Ini contoh untuk Bab 2 di Karya Tulis Ilmiah..
Semoga bermanfaat :D



BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1  Kajian Teoritis
2.1.1        Definisi Rokok
Rokok adalah silinder yang berukuran panjang antara 70-120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.

2.1.2        Sejarah Rokok di Dunia
Rokok pertama kali digunakan oleh orang-orang dari suku-suku di Amerika seperti Suku Indian, Suku Maya, dan Suku Aztec. Rokok pada awalnya berupa tembakau yang dibakar dan dihisap melalui sebuah pipa.
Gambar 2.1
Kegiatan ini awalnya dilakukan  pada saat berkumpulnya beberapa suku untuk mempererat hubungan antar suku yang berbeda. Namun selain sebagai penguat hubungan antar suku, banyak juga yang menggunakan tembakau sebagai media pengobatan. Dan Suku Indian menggunakannya sebagai media ritual terhadap dewa-dewa mereka.

Gambar 2.2
Kemudian pada abad ke-16 saat Christoper Columbus dan rombongannya datang ke Benua Amerika, sebagian dari mereka mencoba untuk menghisap tembakau. Akhirnya mereka tertarik untuk membawa budaya menghisap tembakau ini ke benua asal mereka, yaitu Benua Eropa.
Gambar 2.3
Setelah budaya ini dibawa ke Benua Eropa, ada seorang diplomat Prancis yang tertarik untuk mempopulerkannya ke seluruh Eropa. Dia adalah Jean Nicot, yang kemudian namanya digunakan sebagai istilah Nikotin. Kebiasaan merokok pun muncul di kalangan bangsawan Eropa. Namun tidak seperti Suku Indian yang menggunakannya untuk upacara ritual, para bangsawan Eropa menggunakannya untuk kesenangan belaka. 
Gambar 2.4
Kepopulerannya yang semakin meningkat di Eropa membuat John Rolfe tertarik untuk membudidayakan tembakau dengan lebih serius. John Rolfe adalah orang pertama yang berhasil menanam tembakau dalam skala besar, yang kemudian diikuti oleh perdagangan dan pengiriman tembakau dari Amerika Serikat ke Eropa. Secara ilmiah, buku petunjuk bertanam tembakau pertama kali diterbitkan di Inggris pada tahun 1855. Setelah itu pada abad ke-17, para pedagang dari Spanyol masuk ke Turki yang merupakan negara Islam.
Gambar 2.5

2.1.3        Sejarah Rokok dan Industrinya di Indonesia
Rokok kretek adalah rokok khas Indonesia, rokok kretek berasal dari Kota Kudus. Menurut kisah yang hidup dikalangan para pekerja pabrik rokok, riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar akhir abad ke 19.
Gambar 2.6
Pada awalnya penduduk asli Kota Kudus ini merasakan sakit di bagian dadanya, lalu ia mengambil  minyak cengkeh dan mengoleskannya pada bagian dada yang sakit tersebut. Setelah diolesi minyak, sakit yang dirasakannya pun mereda kemudian Djamari mulai bereksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok.
Djamari melakukan modifikasi dengan mencampur cengkeh pada rokok lintingan yang kala itu sudah menjadi kebiasaan kaum pria di Kota Kudus. Setelah Djamari secara rutin menghisap rokok modifikasinya itu sakit dadanya pun hilang. Berangkat dari peristiwa inilah Djamari mulai mewartakan penemuan ini kepada kerabat terdekatanya, alhasil Djamari banyak menerima permintaan rokok cengkeh tersebut. 
Rokok cengkeh modifikasi Djamari dinamai dengan nama rokok kretek lantaran rokok modifikasi ini ketika dihisap mengeluarkan suara kretek. Suara tersebut muncul akibat terbakarnya cengkeh yang berada pada bahan dasar rokok itu.
Kretek yang dipasarkan Djamari ini dijual tanpa kemasan sama sekali, hanya dibungkus dengan klobot atau daun jagung kering yang diisi 10 batang per ikatannya.

Gambar 2.7
Djamari pun meninggal pada tahun 1890, namun rokok penemuannya itu masih terus berkembang hingga 10 tahun kemudian. Penemuan Djamari menjadi dagangan yang memikat di tangan Nitisemito setelahnya.
Selain Djamari, Mbok Nasilah juga dianggap sebagai penemu pertama rokok kretek. Kretek ini digunakan sebagai pengganti kebiasaaan nginang pada akhir tahun 1870. Sama seperti Djamari, Mbok Nasilah juga meracik rokok dengan bahan tembakau dan cengkeh. Rokok yang diracik ini kemudian disuguhkan kepada para kusir yang sering mengunjungi warungnya, warung Mbok Nasilah kini menjadi Toko Kain Fahrida di jalan Sunan Kudus.
Rokok racikan ini sengaja disuguhkan Mbok Nasilah kepada para kusir sebagai pengganti kebiasaan nginang mereka, karena perilaku nginang ini mengakibatkan warung Mbok Nasilah menjadi kotor. Rokok kretek ini pun disukai oleh para kusir dokar dan pedagang keliling. Salah satu penggemarnya adalah Nitisemito, yang berprofesi sebagai kusir dokar pada saat itu. Nitisemito adalah seorang yang tidak bisa membaca atau buta huruf, namun ia adalah salah satu perintis industri rokok di Kota Kudus. Pria dengan nama kecil Rusdi ini adalah putra dari pasangan Haji Sulaiman dan Ibu Markanah.
Gambar 2.8
Pada usia 17 tahun, pria dengan panggilan kecil Rusdi ini mengganti namanya dengan Nitisemito. Pada usia itu juga dia memutuskan untuk merantau ke Malang, Jawa Timur untuk bekerja sebagai buruh jahit pakaian. Usaha yang ia lakoni berkembang, sehingga ia mampu menjadi seorang pengusaha konfeksi. Namun beberapa tahun kemudian usaha ini kandas karena terlilit hutang. Karena bangkrut, Nitisemito memutuskan untuk pulang kampung dan memulai beberapa usaha seperti membuat minyak kelapa dan berdagang kerbau. Namun sayangnya usaha ini pun gagal.
Nitisemito kemudian bekerja menjadi kusir dokar sambil berdagang tembakau. Saat itulah Nitisemito bertemu dengan Mbok Nasilah, pedagang rokok klobot di Kota Kudus. Setelah itu Nitisemito menikahi Nasilah dan mengembangkan usaha rokok kreteknya menjadi mata pencaharian utama. Nitisemito memberi label rokoknya "Rokok Tjap Kodok Mangan Ulo" (Rokok Cap Kodok Makan Ular). Akan tetapi nama ini tidak membawa hoki tetapi malah menjadi bahan tertawaan.
Nitisemito lalu mengganti label rokok miliknya menjadi "Tjap Bulatan Tiga", lantaran pada kemasan rokok ini terdapat gambar 3 bulatan mirip bola, sehingga merek ini kerap disebut Bal Tiga. Julukan ini akhirnya menjadi merek resmi dengan tambahan Nitisemito (Tjap Bal Tiga H.M.Nitisemito) pada tahun 1908.

Gambar 2.9
Bal Tiga Resmi berdiri pada tahun 1914 di Desa Jati, Kudus. Setelah 10 tahun beroperasai, Nitisemito mampu membangun pabrik besar diatas lahan 6 hektar di Desa Jati. Pada saat itu di Kota Kudus telah berdiri 12 perusahaan rokok besar, 16 perusahaan menengah dan 7 pabrik rokok kecil. 5 diantara 12 pabrik besar tersebut adalah milik M. Atmowidjojo (merek Goenoeng Kedoe), H.M Muslich (merek Delima), H. Ali Asikin (merek Djangkar), Tjoa Kang hay (merek Trio), dan yang terakhir adalah Msirin (merek Garbis & Manggis).
Menurut sejarah, Nitisemito mampu memimpin 10.000 pekerja dan mampu memproduksi 10 juta batang rokok per harinya pada tahun 1938. Nitisemito sangat kreatif untuk mengembangkan usahanya, seperti menyewa tenaga pembukuan asal Belanda dan bahkan berani menyewa Pesawat Fokker seharga 200 gulden untuk mempromosikan rokoknya ke Bandung dan Jakarta. Pasaran rokok kretek miliknya ini cukup luas, mencakup Jawa, Sumatra, Kalimantan dan sampai ke luar negeri yaitu Belanda.

            2.1.4        Jenis-jenis Rokok
                   A. Rokok berdasarkan bahan pembungkus:
  •  Klobot, rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung
 
Gambar 2.10
  •  Kawung, rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
 
Gambar 2.11
  • Sigaret, rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
 
Gambar 2.12  
  •  Cerutu, rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
 
Gambar 2.13 
 
B.                   Rokok berdasarkan bahan baku atau isi:
  • Rokok putih, rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
  • Rokok kretek, rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
  • Rokok klembak, rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

C.                   Rokok berdasarkan proses pembuatannya:
Rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.

 
Gambar 2.14
Rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit.
Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak.
Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.

 
Gambar 2.15

D.                   Rokok berdasarkan penggunaan filter:
  • Rokok Non Filter (RNF), rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
E.                   Rokok berdasarkan komposisinya:
  • Bidis:
Tembakau yang digulung dengan daun temburni kering dan diikat dengan benang. Tar dan karbon monoksidanya lebih tinggi daripada rokok buatan pabrik. Biasanya ditemukan di Asia Tenggara dan India. 
  • Cigar
Dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan daun tembakau. Adaberbagai jenis yang berbeda di tiap negara yang terkenal dari Havana, Kuba.
·           Kretek
Campuran tembakau dengan cengkeh atau aroma cengkeh berefek mati rasa dan sakit saluran pernapasan. Jenis ini paling berkembang dan banyak di Indonesia. Tembakau langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga biasa digunakan di Asia Tenggara dan India. Adalagi jenis yang diletakkan antara pipi dan gusi, dan tembakau kering yang diisap dengan hidung atau mulut.
·           Shisha
Jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa buah-buahan yang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya digunakan di Afrika Utara, Timur Tengah, dan beberapa tempat di Asia. Di Indonesia, shisha sedang menjamur seperti dikafe-kafe.

2.1.5        Bahan Kimia yang Terkandung dalam Rokok
Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung dalam rokok:
A.    Nikotin
Nikotina adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami pada berbagai macam tumbuhan, terutama suku terung-terungan (Solanaceae) seperti tembakau dan tomat. Nikotina berkadar 0,3 sampai 5,0% dari berat kering tembakau berasal dari hasil biosintesis di akar dan terakumulasi di daun.
Nikotina merupakan racun saraf yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida. Pada konsentrasi rendah, zat ini dapat menimbulkan kecanduan, khususnya pada rokok. Nikotina memiliki daya karsinogenik terbatas yang menjadi penghambat kemampuan tubuh untuk melawan sel-sel kanker, akan tetapi nikotina tidak menyebabkan perkembangan sel-sel sehat menjadi sel-sel kanker.
Kandungannya menyebabkan perokok merasa rileks, zat ini juga dapat membuat perokok menjadi kecanduan. Nikotin berasal dari daun tembakau.
 
Gambar 2.16  
B.     Tar:
Tar adalah bentukan dari senyawa kimia berbahaya yang ada pada asap rokok. Zat ini akan mengendap didalam paru paru dan mengganggu fungsi rambut rambut kecil yang melapisi permukaan paru-paru.
Jumlah konsentrasi pada tar yang ada pada rokok mempunyai tingkatan yang berbeda, diantaranya :
·         Tar kadar tinggi atau berat dapat dikategorikan setidaknya mengandung 25 miligram dari tar
·         Tar kadar sedang dapat dikategorikan setidaknya mengandung 15 sampai 20 miligram dari tar
·         Tar rendah dapat dikategorika setidaknya mengandung 7 miligram dari tar (atau kurang dari 7 mg)
Tar memang berbahaya dan mampu membuat kerusakan pada organ tubuh secara sitematik, tetapi jika tar sudah bergabung dengan zat berbahaya lain dari komponen pembuatan rokok maka kekuatan bahaya yang dihasilkan terhadap tubuh menjadi tiga kali lipat.
 
Gambar 2.17
C.     Benzena:
Benzena dikenal juga dengan nama lain yaitu benzol yang merupakan senyawa organik berbentuk cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena terdiri dari 6 atom karbon yang membentuk cincin, dengan 1 atom hidrogen berikatan pada setiap 1 atom karbon. Benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap.
Benzena adalah salah satu komponen dalam minyak bumi, dan merupakan salah satu bahan petrokimia yang paling dasar serta pelarut yang penting dalam dunia industri. Karena memiliki bilangan oktan yang tinggi, maka benzena juga salah satu campuran penting pada bensin.
Benzena juga bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang terdapat dalam minyak bumi. Karena bersifat karsinogenik, maka pemakaiannya selain bidang non-industri menjadi sangat terbatas.

D.    Kadmium:
Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Secara prinsipil pada konsentrasi rendah berefek terhadap gangguan pada paru-paru, emphysema dan renal turbular disease yang kronis.
Menurut badan dunia FAO/WHO, konsumsi per minggu yang ditoleransikan bagi manusia adalah 400-500 μg per orang atau 7 μg per kg berat badan.

 
Gambar 2.18
E.     Metanol (alkohol kayu)
Alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol. Berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.
 
Gambar 2.19
F.      Asetilena
Merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
 
Gambar 2.20
G.    Ammonia
Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas. Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan.
 
Gambar 2.21
H.    Formaldehida:
Cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
 
Gambar 2.22
I.       Hidrogen sianida
Racun yang digunakan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
 
 
Gambar 2.23
J.       Arsenik
Bahan yang terdapat dalam racun tikus dan peptisida.
 
Gambar 2.24
Karbon monoksida adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa dan merupakan bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil dan motor.
 
Gambar 2.25

Meskipun demikian, hanya tar dan nikotin saja yang dicantumkan dalam bungkus rokok.
2.1.6        Perilaku Terhadap Rokok
A.    Pengertian perilaku merokok
     Rokok dibuat dari bahan dasar tembakau. Daun tembakau (nicotiana tabacum) mengandung nikotin dan berbagai senyawa kimia lainnya yang berefek racun. Nikotin yang terdapat pada daun tembakau merupakan zat beracun yang dalam dosis 60 mg saja dapat berakibat fatal. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008), merokok didefinisikan sebagai menghisap rokok,sedangkan rokok itu sendiri artinya gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus.
     Armstrong berpendapat bahwa merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar kedalam tubuh dan menghembuskannya kembali ke luar. Pendapat lain dari Levy mengatakan bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang sekitarnya.
Berdasarkan uraian di atas,maka dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok dan menghembuskannya ke luar dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang di sekitarnya.

B.     Hubungan antara remaja dengan rokok
     Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum, maupun di jalan-jalan.
Hampir setiap saat dapat disaksikan dan dijumpai orang yang sedang merokok. Hal yang memprihatinkan adalah usia mulai merokok yang setiap tahun semakin muda. Bila dulu orang mulai berani merokok biasanya saat SMP, maka sekarang dapat dijumpai anak-anak SD kelas 5 sudah mulai banyak yang merokok secara diam-diam.
     Kerugian yang ditimbulkan rokok sangat banyak bagi kesehatan. Tapi sayangnya masih saja banyak orang yang tetap untuk memilih menikmatinya. Dalam asap rokok terdapat 4.000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua di antaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu terjadinya kanker.
Pada awalnya rokok terdapat 8-20 mg nikotin dan setelah dibakar nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25%. Walau demikian jumlah kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak manusia. Efek dari rokok atau tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, tingkah laku dan fungsi psikomotor.

2.1.7 Alasan Rokok Tidak Boleh di Konsumsi oleh Para Remaja
       Para remaja tidak di perbolehkan mengonsumsi rokok dikarenakan asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia, yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainya menyebabkan kanker bagi tubuh (ada pada bahan-bahan yang terkandung di dalam rokok). Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan lima puluh kali mengandung bahan pengiritasi mata dan pernapasan.

2.1.8 Dampak dari Merokok
Dampak Rokok Bagi Diri Sendiri:
1. Merokok lebih banyak mendatangkan kerugian dibandingkan
keuntungan bagi tubuh.
2. Menimbulkan sugesti keepada diri kita, bahwa jika kita tidak
merokok mulut tidak enak dan asam.
3. Rasa ingin tahu, semangat untuk belajar, dan berbagai hal positif
    yang ada pada diri    kita hilang ketika kita menjadi seorang
    perokok.

Dampak Rokok Bagi Orang Lain:
1. Ketika kita sedang merokok, asap rokok kita dapat
     mengganggu orang lain dan juga menyebabkan polusi
     udara.
2. Menyebabkan seseorang yang dekat dengan kita
     menjadi perokok pasif.
3. Jika membuang puntung rokok sembarangan tanpa
     mematikan terlebih dahulu dapat menyebabkan
     kebakaran.
4. Menyebabakan menipisnya lapisan ozon.

2.1.9 Ciri-Ciri Seorang Perokok
   Ciri-ciri seorang perokok:
          1. Bibir dan gusi menjadi hitam
          2. Kulit jadi hitam
          3. Mata merah
          4. Kuku membiru
          5. Pipi perokok terlihat kempot
          6. Mudah terserang penyakit batuk
          7. Nafas bau
          8. Perokok terlihat tenang dengan asiknya mengisap rokok
 
   Efek dari rokok juga menimbulkan:
          1. Gigi menjadi kuning karena noda dari nikotin
          2. Mengganggu penciuman
          3 Mengganggu pengecapan
          4. Infeksi pada tenggorokan
          5. Kanker paru-paru
          6. Borok pada usus
          7. Impotensi
          8. Gangguan kehamilan dan janin

Untuk penjelasan, tujuan, dan manfaat karya tulis bisa dilihat di link ini KARYA TULIS ILMIAH
Untuk sistematika penulisan dan contoh karya tulis ilmiah bisa dilihat di link ini SISTEMATIKA
Untuk contoh angket bisa dilihat di link ini ANGKET

Tidak ada komentar:

Posting Komentar