Semoga bermanfaat :D
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1
Definisi Rokok
Rokok adalah silinder yang berukuran panjang antara
70-120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau yang telah dicacah.
2.1.2
Sejarah Rokok di Dunia
Rokok
pertama kali digunakan oleh orang-orang dari suku-suku di Amerika seperti Suku Indian, Suku Maya, dan Suku Aztec.
Rokok pada awalnya berupa tembakau yang dibakar dan dihisap melalui sebuah
pipa.
Gambar 2.1
Kegiatan
ini awalnya dilakukan pada saat berkumpulnya beberapa suku untuk
mempererat hubungan antar suku yang berbeda. Namun selain sebagai penguat
hubungan antar suku, banyak juga yang menggunakan tembakau sebagai media
pengobatan. Dan Suku Indian menggunakannya sebagai media ritual terhadap
dewa-dewa mereka.
Kemudian
pada abad ke-16 saat Christoper
Columbus dan rombongannya datang ke Benua Amerika, sebagian dari mereka
mencoba untuk menghisap tembakau. Akhirnya mereka tertarik untuk membawa budaya
menghisap tembakau ini ke benua asal mereka, yaitu Benua Eropa.
Gambar
2.3
Setelah
budaya ini dibawa ke Benua Eropa, ada seorang diplomat Prancis yang tertarik
untuk mempopulerkannya ke seluruh Eropa. Dia adalah Jean Nicot, yang kemudian namanya digunakan sebagai istilah Nikotin. Kebiasaan merokok pun muncul
di kalangan bangsawan Eropa. Namun tidak seperti Suku Indian yang
menggunakannya untuk upacara ritual, para bangsawan Eropa menggunakannya untuk
kesenangan belaka.
Gambar
2.4
Kepopulerannya
yang semakin meningkat di Eropa membuat John
Rolfe tertarik untuk membudidayakan tembakau dengan lebih serius. John
Rolfe adalah orang pertama yang berhasil menanam tembakau dalam skala besar,
yang kemudian diikuti oleh perdagangan dan pengiriman tembakau dari Amerika
Serikat ke Eropa. Secara ilmiah, buku petunjuk bertanam tembakau pertama kali
diterbitkan di Inggris pada tahun 1855. Setelah itu pada abad ke-17, para
pedagang dari Spanyol masuk ke Turki yang merupakan negara Islam.
Gambar 2.5
2.1.3
Sejarah Rokok dan Industrinya di
Indonesia
Rokok kretek adalah rokok khas
Indonesia, rokok kretek berasal dari Kota
Kudus. Menurut kisah yang hidup dikalangan para pekerja pabrik rokok, riwayat
kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar akhir abad
ke 19.
Gambar 2.6
Pada awalnya penduduk asli Kota Kudus ini merasakan
sakit di bagian dadanya, lalu ia mengambil minyak cengkeh
dan mengoleskannya pada bagian dada yang sakit tersebut. Setelah diolesi
minyak, sakit yang dirasakannya pun mereda kemudian Djamari mulai bereksperimen
merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi
rokok.
Djamari melakukan modifikasi dengan mencampur cengkeh
pada rokok lintingan yang kala itu sudah menjadi kebiasaan kaum pria di Kota Kudus.
Setelah Djamari secara rutin menghisap rokok modifikasinya itu sakit dadanya
pun hilang. Berangkat dari peristiwa inilah Djamari mulai mewartakan penemuan
ini kepada kerabat terdekatanya, alhasil Djamari banyak menerima permintaan
rokok cengkeh tersebut.
Rokok cengkeh modifikasi Djamari dinamai dengan nama
rokok kretek lantaran rokok modifikasi ini ketika dihisap mengeluarkan suara
kretek. Suara tersebut muncul akibat terbakarnya cengkeh yang berada pada bahan
dasar rokok itu.
Kretek yang dipasarkan Djamari ini dijual tanpa
kemasan sama sekali, hanya dibungkus dengan klobot atau daun jagung kering yang
diisi 10 batang per ikatannya.
Gambar 2.7
Djamari pun meninggal pada tahun 1890, namun rokok
penemuannya itu masih terus berkembang hingga 10 tahun kemudian. Penemuan
Djamari menjadi dagangan yang memikat di tangan Nitisemito setelahnya.
Selain Djamari, Mbok Nasilah juga dianggap sebagai
penemu pertama rokok kretek. Kretek ini digunakan sebagai pengganti kebiasaaan
nginang pada akhir tahun 1870. Sama seperti Djamari, Mbok Nasilah juga meracik
rokok dengan bahan tembakau dan cengkeh. Rokok yang diracik ini kemudian
disuguhkan kepada para kusir yang sering mengunjungi warungnya, warung Mbok
Nasilah kini menjadi Toko Kain Fahrida di jalan Sunan Kudus.
Rokok racikan ini sengaja disuguhkan Mbok Nasilah
kepada para kusir sebagai pengganti kebiasaan nginang mereka, karena perilaku
nginang ini mengakibatkan warung Mbok Nasilah menjadi kotor. Rokok kretek ini pun
disukai oleh para kusir dokar dan pedagang keliling. Salah satu penggemarnya
adalah Nitisemito, yang berprofesi sebagai kusir dokar pada saat itu. Nitisemito adalah seorang yang
tidak bisa membaca atau buta huruf, namun ia adalah salah satu perintis
industri rokok di Kota Kudus. Pria dengan nama kecil Rusdi ini adalah putra
dari pasangan Haji Sulaiman dan Ibu Markanah.
Gambar 2.8
Pada usia 17 tahun, pria dengan panggilan kecil Rusdi
ini mengganti namanya dengan Nitisemito. Pada usia itu juga dia memutuskan
untuk merantau ke Malang, Jawa Timur untuk bekerja sebagai buruh jahit pakaian.
Usaha yang ia lakoni berkembang, sehingga ia mampu menjadi seorang pengusaha
konfeksi. Namun beberapa tahun kemudian usaha ini kandas karena terlilit
hutang. Karena bangkrut, Nitisemito memutuskan untuk pulang kampung dan memulai
beberapa usaha seperti membuat minyak kelapa dan berdagang kerbau. Namun
sayangnya usaha ini pun gagal.
Nitisemito kemudian bekerja menjadi kusir dokar sambil
berdagang tembakau. Saat itulah Nitisemito bertemu dengan Mbok Nasilah,
pedagang rokok klobot di Kota Kudus. Setelah itu Nitisemito menikahi Nasilah
dan mengembangkan usaha rokok kreteknya menjadi mata pencaharian utama.
Nitisemito memberi label rokoknya "Rokok Tjap Kodok Mangan Ulo"
(Rokok Cap Kodok Makan Ular). Akan tetapi nama ini tidak membawa hoki tetapi
malah menjadi bahan tertawaan.
Nitisemito lalu mengganti label rokok miliknya menjadi
"Tjap Bulatan Tiga", lantaran pada kemasan rokok ini terdapat gambar
3 bulatan mirip bola, sehingga merek ini kerap disebut Bal Tiga. Julukan ini
akhirnya menjadi merek resmi dengan tambahan Nitisemito (Tjap Bal Tiga
H.M.Nitisemito) pada tahun 1908.
Gambar 2.9
Bal Tiga Resmi berdiri pada tahun 1914 di Desa Jati,
Kudus. Setelah 10 tahun beroperasai, Nitisemito mampu membangun pabrik besar
diatas lahan 6 hektar di Desa Jati. Pada saat itu di Kota Kudus telah berdiri
12 perusahaan rokok besar, 16 perusahaan menengah dan 7 pabrik rokok kecil. 5
diantara 12 pabrik besar tersebut adalah milik M. Atmowidjojo (merek Goenoeng
Kedoe), H.M Muslich (merek Delima), H. Ali Asikin (merek Djangkar), Tjoa Kang
hay (merek Trio), dan yang terakhir adalah Msirin (merek Garbis & Manggis).
Menurut sejarah, Nitisemito mampu memimpin 10.000
pekerja dan mampu memproduksi 10 juta batang rokok per harinya pada tahun 1938.
Nitisemito sangat kreatif untuk mengembangkan usahanya, seperti menyewa tenaga
pembukuan asal Belanda dan bahkan berani menyewa Pesawat Fokker seharga 200 gulden untuk mempromosikan rokoknya ke
Bandung dan Jakarta. Pasaran rokok kretek miliknya ini cukup luas, mencakup Jawa,
Sumatra, Kalimantan dan sampai ke luar negeri yaitu Belanda.
2.1.4
Jenis-jenis Rokok
A. Rokok
berdasarkan bahan pembungkus:
- Klobot, rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung
Gambar 2.10
- Kawung, rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
Gambar 2.11
- Sigaret, rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
Gambar 2.12
- Cerutu, rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
Gambar
2.13
B.
Rokok
berdasarkan bahan baku atau isi:
- Rokok putih, rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
- Rokok kretek, rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
- Rokok klembak, rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
C.
Rokok
berdasarkan proses pembuatannya:
- Sigaret Kretek Tangan (SKT):
Gambar 2.14
- Sigaret Kretek Mesin (SKM):
Rokok yang proses
pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke
dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa
rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran
sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit.
Mesin pembuat
rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa
rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu
menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak.
Sayangnya, belum
ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter
pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan
lingkar ujung rokok sama
besar.
Gambar 2.15
- Rokok Filter (RF), rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
- Rokok Non Filter (RNF), rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
E.
Rokok
berdasarkan komposisinya:
- Bidis:
Tembakau yang
digulung dengan daun temburni kering dan diikat dengan benang. Tar dan karbon
monoksidanya lebih tinggi daripada rokok buatan pabrik. Biasanya ditemukan di
Asia Tenggara dan India.
- Cigar
Dari fermentasi
tembakau yang diasapi, digulung dengan daun tembakau. Adaberbagai jenis yang
berbeda di tiap negara yang terkenal dari Havana, Kuba.
·
Kretek
Campuran tembakau
dengan cengkeh atau aroma cengkeh berefek mati rasa dan sakit saluran
pernapasan. Jenis ini paling berkembang dan banyak di Indonesia. Tembakau
langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga biasa digunakan di Asia Tenggara
dan India. Adalagi jenis yang diletakkan antara pipi dan gusi, dan tembakau
kering yang diisap dengan hidung atau mulut.
·
Shisha
Jenis tembakau dari
buah-buahan atau rasa buah-buahan yang disedot dengan pipa dari tabung.
Biasanya digunakan di Afrika Utara, Timur Tengah, dan beberapa tempat di Asia.
Di Indonesia, shisha sedang menjamur seperti dikafe-kafe.
2.1.5
Bahan Kimia yang Terkandung dalam
Rokok
A. Nikotin
Nikotina adalah senyawa
kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami pada berbagai macam tumbuhan, terutama suku terung-terungan (Solanaceae) seperti tembakau dan tomat. Nikotina berkadar 0,3 sampai 5,0% dari berat kering tembakau berasal
dari hasil biosintesis di akar
dan terakumulasi di daun.
Nikotina merupakan racun saraf
yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida. Pada konsentrasi rendah, zat ini dapat menimbulkan
kecanduan, khususnya pada rokok. Nikotina memiliki daya karsinogenik terbatas yang menjadi penghambat kemampuan
tubuh untuk melawan sel-sel kanker, akan tetapi nikotina tidak menyebabkan
perkembangan sel-sel sehat menjadi sel-sel kanker.
Kandungannya menyebabkan perokok merasa
rileks, zat ini juga dapat membuat perokok menjadi kecanduan. Nikotin berasal
dari daun tembakau.
Gambar
2.16
Tar adalah bentukan dari senyawa kimia berbahaya yang
ada pada asap rokok. Zat ini akan mengendap didalam paru paru dan mengganggu
fungsi rambut rambut kecil yang melapisi permukaan paru-paru.
Jumlah konsentrasi pada tar yang ada pada rokok mempunyai tingkatan yang
berbeda, diantaranya :
·
Tar kadar tinggi atau berat dapat dikategorikan
setidaknya mengandung 25 miligram dari tar
·
Tar kadar sedang dapat dikategorikan setidaknya
mengandung 15 sampai 20 miligram dari tar
·
Tar rendah dapat dikategorika setidaknya mengandung 7
miligram dari tar (atau kurang dari 7 mg)
Tar memang berbahaya dan mampu membuat kerusakan pada
organ tubuh secara sitematik, tetapi jika tar sudah bergabung dengan zat
berbahaya lain dari komponen pembuatan rokok maka kekuatan bahaya yang
dihasilkan terhadap tubuh menjadi tiga kali lipat.
Gambar 2.17
C. Benzena:
Benzena dikenal juga dengan
nama lain yaitu benzol yang
merupakan senyawa organik berbentuk cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta
mempunyai bau yang manis. Benzena terdiri dari 6 atom karbon yang membentuk cincin, dengan 1 atom hidrogen berikatan pada setiap 1 atom karbon. Benzena merupakan
salah satu jenis hidrokarbon
aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap.
Benzena adalah
salah satu komponen dalam minyak bumi, dan merupakan salah satu bahan petrokimia yang paling dasar serta pelarut yang penting dalam dunia industri. Karena memiliki bilangan oktan yang tinggi, maka benzena juga salah satu
campuran penting pada bensin.
Benzena juga bahan
dasar dalam produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet
buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang
terdapat dalam minyak bumi. Karena bersifat karsinogenik, maka pemakaiannya selain bidang
non-industri menjadi sangat terbatas.
Kadmium merupakan
salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko
tinggi terhadap pembuluh
darah. Kadmium berpengaruh
terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh
khususnya hati dan ginjal. Secara prinsipil pada konsentrasi rendah berefek terhadap gangguan
pada paru-paru, emphysema dan renal turbular disease yang
kronis.
Menurut badan dunia
FAO/WHO, konsumsi per minggu yang ditoleransikan bagi manusia adalah 400-500 μg per orang atau 7 μg per kg berat
badan.
Gambar
2.18
Alkohol yang paling
sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol. Berbentuk cairan yang
ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau
yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan
bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.
Gambar
2.19
F. Asetilena
Merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga
merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
Gambar
2.20
G. Ammonia
Biasanya senyawa
ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas. Walaupun amonia memiliki sumbangan penting
bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan
dapat merusak kesehatan.
Gambar
2.21
Cairan yang sangat
beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
Gambar
2.22
Racun yang
digunakan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat
plastik dan pestisida.
Gambar
2.23
J. Arsenik
Bahan yang terdapat
dalam racun tikus dan peptisida.
Gambar
2.24
Karbon monoksida
adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa dan merupakan bahan kimia
beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil dan motor.
Gambar
2.25
Meskipun demikian, hanya
tar dan nikotin saja yang dicantumkan dalam bungkus rokok.
2.1.6
Perilaku Terhadap Rokok
A.
Pengertian perilaku
merokok
Rokok
dibuat dari bahan dasar tembakau. Daun tembakau (nicotiana tabacum) mengandung
nikotin dan berbagai senyawa kimia lainnya yang berefek racun. Nikotin yang
terdapat pada daun tembakau merupakan zat beracun yang dalam dosis 60 mg saja dapat
berakibat fatal. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008), merokok didefinisikan
sebagai menghisap rokok,sedangkan rokok itu sendiri artinya gulungan tembakau
(kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus.
Armstrong
berpendapat bahwa merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar kedalam
tubuh dan menghembuskannya kembali ke luar. Pendapat lain dari Levy mengatakan
bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar
dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang
sekitarnya.
Berdasarkan uraian di
atas,maka dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok adalah suatu kegiatan atau
aktivitas membakar rokok dan menghembuskannya ke luar dan dapat menimbulkan
asap yang dapat terhisap oleh orang-orang di sekitarnya.
B.
Hubungan antara
remaja dengan rokok
Meski
semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok
tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir
oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan rumah, kantor, angkutan umum, maupun di jalan-jalan.
Hampir setiap saat
dapat disaksikan dan dijumpai orang yang sedang merokok. Hal yang
memprihatinkan adalah usia mulai merokok yang setiap tahun semakin muda. Bila
dulu orang mulai berani merokok biasanya saat SMP, maka sekarang dapat dijumpai
anak-anak SD kelas 5 sudah mulai banyak yang merokok secara diam-diam.
Kerugian
yang ditimbulkan rokok sangat banyak bagi kesehatan. Tapi sayangnya masih saja
banyak orang yang tetap untuk memilih menikmatinya. Dalam asap rokok terdapat
4.000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua di antaranya adalah nikotin yang
bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Racun dan karsinogen yang
timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu terjadinya kanker.
Pada awalnya rokok
terdapat 8-20 mg nikotin dan setelah dibakar nikotin yang masuk ke dalam
sirkulasi darah hanya 25%. Walau demikian jumlah kecil tersebut memiliki waktu
hanya 15 detik untuk sampai ke otak manusia. Efek dari rokok atau tembakau
memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, tingkah laku dan
fungsi psikomotor.
2.1.7 Alasan
Rokok Tidak Boleh di Konsumsi oleh Para Remaja
Para remaja tidak
di perbolehkan mengonsumsi rokok dikarenakan asap rokok mengandung kurang lebih
4000 bahan kimia, yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainya menyebabkan
kanker bagi tubuh (ada pada bahan-bahan yang terkandung di dalam rokok). Asap
rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di
udara dan lima puluh kali mengandung bahan pengiritasi mata dan pernapasan.
2.1.8 Dampak
dari Merokok
Dampak Rokok
Bagi Diri Sendiri:
1. Merokok lebih banyak mendatangkan kerugian dibandingkan
1. Merokok lebih banyak mendatangkan kerugian dibandingkan
keuntungan bagi tubuh.
2. Menimbulkan sugesti keepada diri kita, bahwa jika
kita tidak
merokok mulut tidak enak dan asam.
3. Rasa ingin tahu, semangat untuk belajar, dan
berbagai hal positif
yang ada
pada diri kita hilang ketika kita menjadi seorang
perokok.
Dampak Rokok Bagi Orang Lain:
1. Ketika kita sedang merokok, asap rokok kita dapat
mengganggu orang lain dan juga menyebabkan polusi
udara.
2. Menyebabkan seseorang yang dekat dengan kita
menjadi perokok pasif.
3. Jika membuang puntung rokok sembarangan tanpa
mematikan terlebih dahulu dapat menyebabkan
kebakaran.
4. Menyebabakan menipisnya lapisan ozon.
1. Ketika kita sedang merokok, asap rokok kita dapat
mengganggu orang lain dan juga menyebabkan polusi
udara.
2. Menyebabkan seseorang yang dekat dengan kita
menjadi perokok pasif.
3. Jika membuang puntung rokok sembarangan tanpa
mematikan terlebih dahulu dapat menyebabkan
kebakaran.
4. Menyebabakan menipisnya lapisan ozon.
2.1.9 Ciri-Ciri
Seorang Perokok
Ciri-ciri seorang perokok:
1. Bibir dan gusi menjadi hitam
2. Kulit jadi hitam
3. Mata merah
4. Kuku membiru
5. Pipi perokok terlihat kempot
6. Mudah terserang penyakit batuk
7. Nafas bau
8. Perokok terlihat tenang dengan asiknya mengisap rokok
Efek dari rokok juga menimbulkan:
1. Gigi menjadi kuning karena noda dari nikotin
2. Mengganggu penciuman
3 Mengganggu pengecapan
4. Infeksi pada tenggorokan
5. Kanker paru-paru
6. Borok pada usus
7. Impotensi
8. Gangguan kehamilan dan janin
1. Bibir dan gusi menjadi hitam
2. Kulit jadi hitam
3. Mata merah
4. Kuku membiru
5. Pipi perokok terlihat kempot
6. Mudah terserang penyakit batuk
7. Nafas bau
8. Perokok terlihat tenang dengan asiknya mengisap rokok
Efek dari rokok juga menimbulkan:
1. Gigi menjadi kuning karena noda dari nikotin
2. Mengganggu penciuman
3 Mengganggu pengecapan
4. Infeksi pada tenggorokan
5. Kanker paru-paru
6. Borok pada usus
7. Impotensi
8. Gangguan kehamilan dan janin
Untuk penjelasan, tujuan, dan manfaat karya tulis bisa dilihat di link ini KARYA TULIS ILMIAH
Untuk sistematika penulisan dan contoh karya tulis ilmiah bisa dilihat di link ini SISTEMATIKA
Untuk contoh angket bisa dilihat di link ini ANGKET
Tidak ada komentar:
Posting Komentar